اَللّه is Always With Me

Kamis, 24 April 2014

Resume: Pengelompokan Budaya

             Secara umum, kebudayaan adalah segala sesuatu yang dijadikan milik bersama yang sifatnya sudah terpola atau menjadi kebiasaan bersama. Kebudayaan dan Pengelompokan Sosial: Kebudayaan Menurut Aliran Pemikiran Klasik. Dalam pemikiran klasik ini, budaya lebih banyak dilihat sebagai sesuatu yang sifatnya menyeluruh (holistik). Artinya, segala sesuatu yang melekat dan ada dalam diri manusia dilihat sebagai aspek budaya. Secara epistemologi, pemikiran seperti ini didasari oleh aliran pemikiran positivisme yang memandang Antropologi sebagai ilmu yang tidak jauh berbeda dengan ilmu alam (natural science).


            Secara universal, Koentjaraningrat melihat wujud budaya tersebut menjadi 7 bagian yaitu (1) bahasa, (2) pengetahuan, (3) organisasi sosial, (4) tekhnologi, (5) sistem ekonomi, (6) religi, dan (7) kesenian. Memandang konsep kebudayaan seperti ini membawa konsekuensi pada bentuk pengelompokan sosial, di mana dalam perkembangan kemudian wilayah budayanya selalu dikaitkan dengan pengelompokan etnik (suku-bangsa). Artinya, pemilik suatu budaya akan ditentukan lewat wilayah yang diakui oleh orang luar sebagai wilayah kelompok etniknya. 

            Kebudayaan menurut aliran Kognitif, pandangan kebudayaan sebagai sistem ide, secara umum berangkat dari pandangan fenomenologis yaitu salah satu aliran pemikiran filsafat yang dipelopori oleh Edmund Husseel. Menurut Husâ¬seel, fenomena bukanlah kesatuan yang sesungguhnya, dan juga tidak bersifat kausalitas (no causality). Fenomena adalah sesuatu yang sudah ada dalam persepsi dan kesadaran individu yang sadar tentang sesuatu hal (benda, situasi, dan lain-lain). 

            Kebudayaan menurut aliran Interpretatif dalam Antropologi, kajian interpretatif (tafsiriah) tampak paling menonjol dalam Antropologi Simbolik, Antropologi Hermenuetik dan Antropologi Post-modernisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar