اَللّه is Always With Me

Minggu, 10 Mei 2015

Refreshing-nya Orang-Orang Asik

Alhamdulillah...
Pada hari yang cerah ini & InsyaALLAH penuh keberkahan, saya bisa ngeblog lagi.
Lega rasanya bisa kembali membuat sepuluh jari ini menari di atas keyboard laptop. Hehe...

Kali ini saya akan sedikit bercerita mengenai kegiatan refreshing di Surabaya pada akhir Maret 2015. 

Cerita ini berawal setelah saya dan semua rekan kerja selesai bekerja pada hari Sabtu. 

Saat itu kami bergegas menuju Surabaya untuk menikmati liburan akhir minggu. 

Bukan main ramainya kami saat dalam perjalanan menuju Surabaya Carnival Night Market. 

Maklum, terlalu senang sampai pada heboh. Hehe...

Selasa, 12 Agustus 2014

BUKAN HANYA RASA

REACH

Tersenyumlah agar kita bahagia
Mengenang masa perpisahan itu 
Memandang kota yang telah berubah
Tampak semakin kokoh dan penuh sesak

Pagi yang mendung
Fajar enggan menampakkan kegagahannya
Aku masih berdiri sendiri
Diam terpaku
Mengenang senyum manis sang fajar
Tepat tiga tahun lalu pada musim hujan ini
Sosok sederhana membawa pesona besar

Selasa, 22 Juli 2014

RINDUKU PADA SEMARANG


          
           Hari ini rasanya mendadak kena serangan virus kerinduan pada kota Semarang. Padahal sudah tiga tahun berlalu tapi kenangan waktu dulu sering berkunjung ke kota lumpia itu masih lekat di pikiran ini. Masih ingat awal masuk ke kota itu jalan rayanya benar-benar lebar, beda dengan kota santri tempat saya tinggal saat ini.hehe...
 
            Kalau tidak salah ingat, ada jalan yang cukup lebar dan di kanan kiri banyak pohon dan rumput-rumput hijau yang indah dipandang. Duh, rasanya batin ini tenang kalau kembali membayangkan indahnya kondisi jalan itu. 

Rabu, 07 Mei 2014

KUE ULANG TAHUN ISTIMEWA

            Aku sudah melihat hampir semua kue dalam etalase itu selama setengah jam. Aku tak juga yakin menemukan kue yang kuinginkan. Perempuan setinggi sekitar 155 cm yang tak lain sebagai penjaga toko kue itu sampai bosan melihatku yang tak segera membeli satu di antara semua kue yang dijualnya. Selain itu, enam lagu mulai dari Aku Ingin Pulang, Apakah Ada Bedanya, Berita Kepada Kawan, Cintaku Kandas di Rerumputan, Elegi Esok Pagi, hingga Isyu hampir selesai dinyanyikan oleh Ebiet G. Ade di dalam toko kue itu. Ya, alunan musik sarat makna ciptaan Ebiet G. Ade turut menemaniku melihat kue-kue yang tersusun rapi di dalam etalase berwarna putih tulang itu. Aku begitu menikmati musik ciptaan Ebiet. Sepintas aku teringat kata-kata Ebiet yang menyatakan bahwa dirinya lebih senang disebut penyair atau sastrawan daripada disebut sebagai seorang penyanyi.

Sabtu, 26 April 2014

Resume: Komunikasi Verbal dan Non Verbal

        Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal (Deddy Mulyana, 2005). Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. 

Resume: Sikap dan Kesantunan Budaya

         Kesantunan (politiness), kesopansantunan, atau etiket adalah tatacara, adat, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Kesantunan merupakan aturan perilaku yang ditetapkan dan disepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu sehingga kesantunan sekaligus menjadi prasyarat yang disepakati oleh perilaku sosial. Oleh karena itu, kesantunan ini biasa disebut “tatakrama”. 

Kamis, 24 April 2014

Resume: Pengelompokan Budaya

             Secara umum, kebudayaan adalah segala sesuatu yang dijadikan milik bersama yang sifatnya sudah terpola atau menjadi kebiasaan bersama. Kebudayaan dan Pengelompokan Sosial: Kebudayaan Menurut Aliran Pemikiran Klasik. Dalam pemikiran klasik ini, budaya lebih banyak dilihat sebagai sesuatu yang sifatnya menyeluruh (holistik). Artinya, segala sesuatu yang melekat dan ada dalam diri manusia dilihat sebagai aspek budaya. Secara epistemologi, pemikiran seperti ini didasari oleh aliran pemikiran positivisme yang memandang Antropologi sebagai ilmu yang tidak jauh berbeda dengan ilmu alam (natural science).

Resume: Etika Budaya di dalam Pertemuan

Istilah Etika berasal dari bahasa Prancis yakni  Etiquete (etika) yang berarti tata pergaulan yang baik antara manusia atau peraturan/ketentuan yang menetapkan tingkah laku yang baik dalam hubungan dengan orang lain. Istilah yang sepadan dengan etika seperti tatakrama, tata sopan santun, norma sopan santun, tata cara bertingkah laku yang baik, perilaku yang baik dan menyenangkan.

Dalam pertemuan, harus diperhatikan busana penampilan yang baik yaitu (1) Memilih mode yang cocok dengan bentuk tubuh dan sesuai dengan norma-norma kesusilaan yang tinggi.  (2) Tidak memakai celana atau rok yang ketat sehingga memperlihatkan bentuk tubuh. (3) Memakai pakaian dari bahan katun atau polyster yang longgar dan menutupi bentuk tubuh. Bagi laki-laki sebaiknya memakai kemeja dan celana panjang. (4) Memilih warna yang serasi, tidak mencolok dan  tidak norak, sehingga kesannya tetap formal. Menghindari juga pemakaian perhiasan berharga dan asesoris yang berlebihan. (5) Berpakaian dengan rapi, karena kerapian itu pun menunjukkan kepribadian kita. (6) Memilih jenis pakaian yang cocok dengan kegunaannya, seperti pakaian untuk kuliah, dan sebagainya. (7) Berdandan dengan pantas dan tidak berlebihan. 

Rabu, 23 April 2014

DEKAT DI HATI

Hallo, all! :)

           Sekedar cerita aja. Malam ini, saya teringat & sangat merindukan teman-teman seperjuangan waktu kuliah dulu. Saat ini ada perasaan sedih karena saya dan mereka sudah saling jauh di mata (walaupun  masih tetap di hati), ada juga perasaan bangga karena teman-teman saya banyak yang kini menjadi pendidik hingga ke pelosok negeri. Kami masih saling bercerita pengalaman mengajar di daerah tempat kami mengajar saat ini dan semua hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Alhamdulillah, saya pun juga semakin tahu mengenai kondisi pendidikan di daerah lain, khususnya di luar Pulau Jawa berdasarkan info dari teman-teman. 

Resume: Pendekatan Komunikasi Antar Budaya

         Membangun komunikasi antar-budaya, antar-ras, antar-etnik maupun antar-negara yang berbeda dalam apapun juga sukar dilakukan tanpa memahami karakter dan unsur-unsur penting yang terdapat dalam kebudayaan. Dalam kenyataan persentuhan nilai-nilai budaya sebagai manifestasi dinamika kebudayaan tidak selamanya berjalan secara mulus. Permasalahan silang budaya dalam masyarakat majemuk (heterogen) dan jamak (pluralistis) seringkali bersumber dari masalah komunikasi, kesenjangan tingkat pengetahuan, status sosial, geografis, adat kebiasaan dapat merupakan kendala bagi tercapainya suatu konsensus yang perlu disepakati dan selanjutnya ditaati secara luas.

Resume: Pentingnya Pemahaman Antar Budaya

            Perlunya pemahaman lintas budaya agar perbedaan kebudayaan yang ada, tidak  mengakibatkan persoalan atau kesalahpahaman bagi pihak-pihak yang terlibat. Dalam banyak kasus, konflik budaya mudah ditemui di berbagai tempat pertemuan multi budaya. Saat ini, persoalannya terletak pada keluasan ruang bebas yang diperlukan oleh masing-masing budaya. Budaya yang satu membutuhkan ruang yang lebih luas dibandingkan oleh budaya yang lain. Sementara budaya yang lain justru merasa bahwa ruang bebas itu dibentuk secara bersama-sama. Apabila dicermati lebih lanjut, maka masing-masing memiliki aturan berbeda yang menerangi realitas yang sama yaitu mengenai penempatan diri terhadap orang lain. Aturan yang satu cenderung mengambil jarak, sementara yang lain cenderung makin menghilangkan jarak dalam tataran relasi bermasyarakat.

Hubungan Karya Sastra dan Pengarang (Novel: Kalau Tak Untung)

Novel yang berjudul Kalau Tak Untung (1933) ini merupakan novel yang dikarang  oleh salah satu seorang wanita novelis pertama atau pujangga putri pertama saat itu yang paling berbakat di Hindia Belanda, dia bernama Sariamin Ismail. Namun, pada novel Kalau Tak Untung ini Sariamin Ismail menggunakan nama samaran yaitu Selasih. Sariamin Ismail dilahirkan di Talu, Sumatera Barat, 31 Juli 1909, dan meninggal pada usia 86 tahun. Sariamin Ismail, sastrawan yang pernah menjadi Ketua Jong Islamieten Bond Dames Afdeling Cabang Bukittingi (1928-1930) ini juga memiliki beberapa nama Samaran lainnya yaitu Seleguri, Sekejut Gelingging, Seri Tanjung Dahlia, Seri Gunting, Seri Gunung, Bunda Kanduang, Mande Rubiah, dan Ibu Sejati. Sariamin Ismail menggunakan beberapa nama samaran tersebut untuk menghindari penciuman pihak keamanan (polisi) kolonial dan demi perjuangan.

BUKAN SEBATAS IMPIAN

           Fresha nama gadis itu. Usianya sekitar 14 tahun. Dia anak pasangan pengusaha sukses di Surabaya. Di rumah yang besar dan mewah hasil kerja keras orang tuanya itu, Fresha hanya tinggal dengan keempat pembantunya dan seorang supir pribadi. Orang tua Fresha sering pergi untuk urusan bisnis di luar kota bahkan hingga luar negeri. Fresha anak pandai dan tidak sombong serta di sekolah dia memiliki banyak teman, tetapi walaupun begitu dia tetap merasa kesepian tanpa kehadiran kedua orang tuanya yang sangat dicintai dan disayanginya itu.